Proyek LRT Bali Libatkan Perusahaan Raksasa Kereta Korea, Ini Perannya

Jakarta, CNBC Indonesia – Rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Bali terus menjadi pembahasan. Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wisal saat ini prosesnya masih dalam pembuatan kajian atau feasibility study (FS) dan diharapkan bisa selesai dalam waktu cepat sehingga pemerintah Indonesia bisa mengambil langkah cepat terkait proyek ini.

“Masih nunggu feasibility studies yang disiapkan oleh Korsel, targetnya tahun ini beres,” kata Risal di kantor Kemenhub, Kamis (3/4/2024).

Korea National Railways yang melakukan FS dengan pembiayaan grant dari Korea Exim Bank. Proses FS sudah dilakukan sejak Januari 2023 lalu.

Pemerintah masih terus membahas berbagai skema antara lain memanfaatkan Official Development Assistance (ODA) Loan maupun Public Private Partnership (PPP) atau Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU).

“Kita lihat (antara APBN dan KPBU) nanti. Kayanya menuju KPBU AP (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha – Availability Payment),” sebut Risal.

Foto: Dok Kemenhub Ground Breaking LRT Jakarta Fase I B, Stasiun Velodrome – Stasiun Manggarai oleh Menhub Budi Karya Sumadi dan PJ Gubernur Heru Budi Hartono. (Dok Kemenhub)

Hasil studi itu menjadi modal bagi pemerintah untuk melakukan proses konstruksi. Sayangnya, Risal belum bisa menyebut berapa anggaran dari nilai proyek ini.

“Kita harapkan tahun ini bisa ada groundbreaking dan kita bisa lihat seperti apa. Masih nunggu FS termasuk untuk melihat pembiayaannya,” ujar Risal.

Demi melancarkan proyek ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga sudah datang langsung ke Korsel untuk bertemu dengan Wakil Menteri Infrastruktur, dan Transportasi Korsel Mr. Baek Won Kug.

Pembangunan LRT Bali Tahap 1 rencananya bakal dibangun dari Bandara Ngurah Rai hingga Central Park.

[Gambas:Video CNBC]