Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) kini dalam kewaspadaan tinggi. Bahkan Washington disebut tengah aktif bersiap menghadapi “serangan signifikan” yang akan terjadi dalam seminggu ke depan.

Hal ini merujuk Iran. Teheran dilaporkan AS sedang berencana menargetkan aset-aset Israel atau Amerika di wilayah tersebut sebagai tanggapan atas serangan Israel pada hari Senin di Damaskus, Suria, yang menewaskan tiga jenderal Iran.

“Para pejabat senior AS saat ini percaya bahwa serangan oleh Iran tidak dapat dihindari,” tulis CNN International, dikutip Senin (8/4/2024).

“Pandangan ini juga dimiliki oleh rekan-rekan Israel,” tambah media itu mengutip pejabat AS.

“Kedua pemerintah berupaya sekuat tenaga untuk mengambil posisi sebelum menghadapi apa yang akan terjadi, karena mereka mengantisipasi bahwa serangan Iran dapat terjadi dalam berbagai cara dan bahwa aset serta personel AS dan Israel berisiko menjadi sasaran,” jelasnya lagi.

Hal ini pun dikatakan menjadi pembicaraan kala Presiden Joe Biden dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu melakukan pembicaraan via telepon, Kamis pekan lalu. Namun hingga berita ini diturunkan, kedua pemerintah tak mengetahui jelas kapan dan bagaimana Iran berencana melakukan serangan balik.

“Serangan langsung terhadap Israel oleh Iran adalah salah satu skenario terburuk yang dipersiapkan oleh pemerintahan Biden, karena hal ini akan menjamin eskalasi yang cepat dari situasi yang sudah penuh gejolak di Timur Tengah,” tambah CNN International.

“Serangan seperti itu dapat menyebabkan perang Israel-Hamas meluas menjadi konflik regional yang lebih luas – sesuatu yang sudah lama ingin dihindari oleh Biden,” tambah laman itu.

Sebelumnya Selasa pekan lalu, drone sempat menyerang pasukan AS di garnisun al-Tanf di Suriah. AS mengklaim serangan dilakukan proksi Iran.

“Kami menilai al-Tanf bukanlah target drone tersebut,” kata seorang pejabat pertahanan pada Selasa.

“Karena kami tidak dapat segera menentukan target dan demi keselamatan AS dan mitra koalisi, drone tersebut ditembak jatuh,” tambahnya.

Sebelumnya Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus Suriah, Senin pekan lalu. Sebanyak 11 orang tewas termasuk tiga jenderal Garda Revolusi Iran (IRGC) di antaranya Mohammed Reza Zahedi dan Mohammad Hadi Haji Rahimi.

Zahedi adalah target paling terkenal di Iran yang terbunuh sejak Presiden AS Donald Trump memerintahkan pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani di Bagdad pada tahun 2020. AS dengan cepat memberi tahu Iran bahwa pemerintahan Biden tidak terlibat dan tidak mengetahui sebelumnya mengenai serangan itu.

“Amerika Serikat tidak terlibat dalam serangan itu dan kami tidak mengetahuinya sebelumnya,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional awal pekan lalu.

“AS telah memperingatkan Iran untuk tidak menggunakan serangan Israel di Damaskus sebagai dalih untuk menyerang personel dan fasilitas AS,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Perlu diketahui konflik Timur Tengah ini telah “memanaskan” kembali harga minyak. Minyak dunia membara selama pekan lalu dan mencatatkan posisi tertinggi sejak Oktober 2023.

Geopolitik Timur Tengah menjadi salah satu kekhawatiran yang bisa membuat diperketatnya pasokan. Harga minyak mentah pada perdagangan Jumat lalu misalnya, mencatat jenis Brent menguat 0,57% ke posisi harga US$ 91,17 per barel sedangkan untuk jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) bertambah 0,37% menjadi US$ 86,91 per barel.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Video: Iran Eksekusi Intel Mossad, Ini Informasi Rahasianya!


(sef/sef)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *